Kamis, 31 Desember 2009

Tugas kelompok telematika bab : 5

Bab 5. USER INTERFACE

User Interface adalah bentuk tampilan grafis yang berhubungan langsung dengan pengguna yang berfungsi menterjemahkan suatu informasi antar pengguna dengan sistem informasi. User interface juga merupakan suatu inter-relasi/integrasi keseluruhan dari HW/SW yang membentuk pengalaman komputer.
Dari sisi SW, interface dapat berbentuk GUI (Graphical User Interface) ataupun CLI (Command-Line Interface), sedangkan dari sisi HW dapat berbentuk SCSI, IDE/ATAPI, Apple DesktopBus, USB, dll.
Ada beberapa system operasi yang dapat dikendalikan dengan lebih dari satu interface baris perintah CLI berbasis teks, interface grafis GUI, yaitu system operai Linux.
Contoh GUI yang terdapat pada system operasi Linux adalah:
1. KDE (K Desktop Environment), sebuah aplikasi desktop environment untuk system
operasi UNIX (tidak jauh berbeda dengan Linux) yang berfungsi untuk mengurangi
penggunaan Command Line yang pemakaiannya tergolong rumit bagi orang awam.
2. GNOME, merupakan desktop default yang userf-riendly (mudah dalam penggunaan)
pada system operasi Linux.
Sedangkan contoh Command-Line yang dipergunakan oleh system operasi Linux
adalah:
1. Bourne Shell(Bash)
2. Korn Shell (Ksh)
3. C Shell (Csh)

Contoh Gambar User Interface:

Selasa, 01 Desember 2009

Tugas Kelompok Telematika

Em Misyma 11106540
Hasmar Rosadi 11106586
Abdullah Yusuf 11106535


PERTEMUAN IV
JARINGAN WIRELESS



:: Jaringan

Merupakan sekumpulan komputer atau perangkat-perangkat lain pendukung komputer yang saling terhubung dalam satu kesatuan. Setiap komputer atau perangkat-perangkat yang terhubung dalam suatu jaringandisebut dengan node. Dalam sebuah jaringan komputer dapat terdiri lebih dari sebuah node.
Media yang dapat mengkoneksikan komputer yang terpisah hingga dapat saling berkomunikasi satu sama lain diantara

:: Jaringan Wireless (Wireless Network)

Jaringan Wireless (Wireless Network) merupakan jaringan tanpa kabel, yang berarrti menggunakan media gelombang udara sebagai media penghantar data (transfer data). Wireless sangat cocok digunakan bilamana kita ingin mengkoneksikan dua atau lebih komputer pada area yang sulit untuk dipasang kabel jaringan. Namun, sebelum memasang atau menggunakan wireless ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya setiap PC pada jaringan wireless harus dilengkapi dengan sebuah radio tranceiver, atau yang biasanya disebut adapter atau kertu wieless LAN yang akan mengirim dan menerima sinyal radio dari dan ke PC lain dalam jaringan.
Jaringan Wireless LAN memiliki kesamaan dengan jaringan ethernet kabel dalam pengiriman datanya dalam bentuk paket. Alamat pada sebuah wireless ditentukan oleh ID yang permanen, dan setiap paket selain berisi data juga menyertakan alamat baik pengirim maupun penerima paket tersebut. Pengiriman paket data pada wireless bersifat antrian, yang berarti bila jaringan dalam keadaan kosong maka paket langsung dikirimkan, namun bila kartu mendeteksi adanya paket data lain yang sedang berjalan, maka ia akan menunggu sesaat kemudian memeriksanya kembali.


Contoh gambar Jaringan Komputer





(kompleks)







(Lan sederhana)


Contoh gambar Jaringan Wireless


Tugas Kelompok Telematika

Em Misyma 11106540
Hasmar Rosadi 11106586
Abdullah Yusuf 11106535
Wahyu budu adiwibowo

PERTEMUAN III
LAYANAN TELEMATIKA


* Layanan informasi

Tidak dapat dipungkiri bahwa seperti halnya infrastruktur transportasi, jalan, dan listrik, teknologi telematika yang merupakan konvergensi dari telekomunikasi, teknologi informasi dan penyiaran memungkinkan terlaksananya aktivitas perekonomian dan sosial kemasyarakatan dengan lebih baik. Meski kontribusi sektor telematika dalam Pendapatan Nasional belum cukup signifikan, hanya sebesar 5.1% utuk tahun 2000 dan 5.8% untuk tahun 2001 namun dengan tersedianya infrastruktur dan layanan telekomunikasi dan informasi, sesungguhnya membantu aktivitas perekonomian, pendidikan, pemerintahan dan aktivitas di sektor lain untuk dapat lebih cepat berputar, lebih efisien berproses dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan di sektor lain selain telekomunikasi dan informasi.

Salah satu contoh dari dampak langsung pertumbuhan industri telekomunikasi dan informasi di Indonesia terdapat di majalah Warta Ekonomi edisi Maret 2001 yang mencatat ada sedikitnya 900 perusahaan dotcom di Indonesia pada saat booming bisnis e-commerce. Jika rata – rata setiap perusahaan menyerap 50 tenaga kerja ahli di bidang telematika, maka 45.000 tenaga kerja telah terserap dalam industri dotcom di Indonesia. Di bidang penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi, serta penyedia layanan Teknologi Informasi (TI), diperkirakan tidak kurang dari satu juta tenaga kerja terserap di sektor ini. Sayangnya, menyusul surutnya bisnis e-commerce dan kurangnya dukungan infrastruktur informasi di Indonesia menjadikan banyak perusahaan dotcom Indonesia kurang berhasil dibandingkan India atau negara lain.

Masalah infrastruktur telekomunikasi dan informasi akan semakin mudah dipahami apabila kita melihat wilayah Indonesia bagian timur yang dari sisi kondisi geografisnya cukup sulit untuk dijangkau dan mengakibatkan pembangunannya selalu tertinggal dari wilayah Indonesia lainnya. Dengan adanya teknologi telematika aliran informasi dapat diterima oleh penduduk di kawasan Indonesia timur pada saat yang bersamaan dengan penduduk di daerah lainnya, sehingga tidak terjadi masalah kesenjangan informasi yang akan berakibat pada kurang kompetitifnya daerah kawasan Indonesia timur. Demikian juga dalam hal pendidikan, dengan adanya teknologi telematika, hambatan untuk memperoleh pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga tingkat tinggi dapat diminimalisir melalui tele-education. Perdagangan dapat dipercepat transaksinya dan perhitungan bisnis menjadi lebih akurat melalui e-commerce. Selanjutnya diharapkan pertumbuhan pembangunan akan terjadi dengan memberdayakan potensi daerah kawasan Indonesia timur itu sendiri.

Pembangunan sektor telekomunikasi diyakini akan menarik berkembangnya sektor – sektor lain, sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang secara konsisten menyatakan bahwa penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya di negara – negara Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara – negara Eropa, Skandinavia, dan lainnya yang telah memberi perhatian besar pada sektor telekomunikasi, sehingga selain jumlah pengguna telepon (teledensity) meningkat, terjadi pula peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa Teknologi Telematika sesungguhnya merupakan bagian dari infrastruktur pembangunan.

Akibat arus globalisasi ekonomi dan kondisi di banyak negara infrastruktur telematikanya telah tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, maka oleh lingkungan internasional, teknologi telematika khususnya telekomunikasi telah dianggap sebagai komoditas, dan oleh karenanya dalam aktivitas transaksinya selalu menggunakan perhitungan bisnis yang berorientasi profit. Indonesia yang juga tergabung dalam organisasi WTO, tidak terkecualikan dalam lingkungan global ini. Saat ini dapat dikatakan hampir tidak ada perusahaan-perusahaan penyedia jaringan dan layanan telekomunikasi di Indonesia yang tidak berorientasi profit. Pemerintah sendiri sudah sejak beberapa tahun terakhir tidak pernah lagi mengalokasikan dananya untuk membangun infrastruktur telekomunikasi. Tugas pembangunan infrastruktur telekomunikasi dibebankan kepada swasta atau BUMN. Dari penjelasan ini, maka infrastruktur telekomunikasi dan informasi telah menjadi komoditas. Dengan memperlakukan infrastruktur telekomunikasi dan informasi sebagai komoditas, diharapkan pemerintah tidak perlu terlalu jauh mengatur kompetisi dalam penyediaan komoditas, dan mulai menyerahkan pengaturannya kepada mekanisme pasar.

Namun harus disadari bahwa belum seluruh penduduk Indonesia dapat menikmati manfaat dari infrastruktur telekomunikasi ini, bahkan Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah infrastruktur telekomunikasi yang rendah di dunia. Meskipun duopoli dalam kompetisi di sektor telekomunikasi telah diberlakukan, tampaknya aturan pasca duopoli masih perlu diperbaiki agar lebih banyak masyarakat yang dapat memperoleh manfaat layanan telematika. Oleh karenanya penanganan masalah telekomunikasi dalam menyikapi lingkungan global dan kebutuhan penyediaan infrastruktur domestik perlu dilakukan secara hati-hati dan terencana mengingat berbagai permasalahan yang terdapat di dalam sektor yang terkonvergensi ini dan kaitannya dengan keterhubungan infrastruktur luar negeri yang cukup kompleks.

Untuk permasalahan penyiaran, perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh penanganan masalah lembaga penyiaran publik, masalah kepemilikan silang dan kepemilikan asing dari lembaga penyiaran swasta dan masalah konten yang memerlukan kejelian dalam menyesuaikannya dengan hal-hal yang berkaitan dengan aspek sosial dan budaya masyarakat Indonesia.

Sumber : Pupil Klasmaya at

* Layanan Layanan Context-Aware dan Event-base

Di dalam ilmu komputer, terdapat sebuah gagasan yang menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang kemudian diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, istilah context-awareness mengacu kepada kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer.

Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:

1. The acquisition of context

Hal ini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan, sebagai contoh : pemilihan konteks lokasi, dengan penggunaan suatu sensor lokasi tertentu (misalnya: GPS) untuk melihat situasi atau posisi suatu lokasi tersebut.

2. The abstraction and understanding of context

Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.

3. Application behaviour based on the recognized context

Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.

Empat kategori aplikasi context-awareness menurut Bill N. Schilit, Norman Adams, dan Roy Want, yaitu :

1. Proximate selection

Proximate selection adalah sebuah teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam memilih atau melihat lokasi objek (benda atau manusia) yang berada didekatnya dan mengetahui posisi lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel yang berkaitan dengan proximate selection ini, yaitu locus dan selection, atau tempat dan pilihan.

Setidaknya, ada tiga jenis lokasi objek yang bisa ditanamkan ke dalam aplikasi dengan menggunakan teknik ini, yaitu:

1. Perangkat input dan output yang menyediakan penggunaan share lokasi bersama, seperti: penggunaan printer, facsimiles, komputer, video camera, dan lain-lain.

2. Kumpulan objek-objek yang membutuhkan suatu perangkat lunak tertentu untuk saling berinteraksi, misalnya pada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan penyatuan dokumen baik antar divisi maupun dalam satu divisi ke dalam suatu database tertentu.

3. Kumpulan lokasi atau tempat yang sering dikunjungi, seperti restoran, night club, pom bensin, mall, dan tempat-tempat lainnya. Dengan adanya inovasi ini tentunya lebih mempermudah user untuk mencari suatu tempat tertentu tanpa harus bergantung kepada yellow pages directori atau bertanya kepada masyarakat sekitar.

2. Automatic Contextual Reconfiguration

Aspek terpenting dari salah satu contoh kasus sistem context-aware ini adalah bagaimana konteks yang digunakan membawa perbedaan terhadap konfigurasi sistem dan bagaimana cara antar setiap komponen berinteraksi. Sebagai contoh, penggunaan virtual whiteboard sebagai salah satu inovasi automatic reconfiguration yang menciptakan ilusi pengaksesan virtual objects sebagai layaknya fisik suatu benda.

Contextual Reconfiguration juga bisa diterapkan pada fungsi sistem operasi; sebagai contoh: sistem operasi suatu komputer A bisa memanfaatkan memori komputer lainnya yang berada didekatnya untuk melakukan back-up data sebagai antisipasi jika power komputer A melemah.

3. Contextual Informations and Commands

Kegiatan manusia bisa diprediksi dari situasi atau lokasi dimana mereka berada. Sebagai contoh, ketika berada di dapur, maka kegiatan yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti berkaitan dengan memasak. Hal inilah yang menjadi dasar dari tujuan contextual information and commands, dimana informasi-informasi tersebut dan perintah yang akan dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory tertentu.

Setiap file yang berada di dalam directory berisi locations and contain files, programs, and links. Ketika seorang user berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lainnya, maka browser juga akan langsung mengubah data lokasi di dalam directory. Sebagai contoh: ketika user berada di kantor, maka user akan melihat agenda yang harus dilakukan; ketika user beralih lagi ke dapur, maka user tersebut akan melihat petunjuk untuk membuat kopi dan data penyimpanan kebutuhan dapur.

4. Context-Triggered Actions

Cara kerja sistem context-triggered actions sama layaknya dengan aturan sederhana IF-THEN. Informasi yang berada pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus dilakukan. Kategori sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan contextual information and commands, namun perbedaannya terletak pada aturan-aturan kondisi yang harus jelas dan spesifik untuk memacu aksi yang akan dilakukan.

Aturan umum yang harus diisi pada form context-triggered actions :

badge location event-type action

event­-type dapat berupa kondisi : arriving, departing, settleld-in, missing, or attention. Sebagai contoh :

coffee kitchen arriving “play –v 50 ~/sounds/rooster.au”

artinya, ketika siapapun berada di dapur dan menggunakan mesin coffee maker maka alarm rooster sound akan berbunyi.

Sumber : http://helenamayawardhani.wordpress.com/2009/07/17/context-awareness/

Tugas telematika pertemuan ke 12




Arti istilah Virtual machine dianggap berkaitan erat dengan pengertian berikut
Mesin virtual. Mesin penyedia layanan yang bersifat tidak nyata. Biasanya virtual machine ini berjalan dibawah suatu sistem operasi.



Teknologi virtualisasi (virtual machine) saat ini menjadi solusi murah untuk para System Administrator. Dengan virtualisasi, para admin tidak perlu menghabiskan biaya banyak untuk membangun sebuah server. Cukup dengan menggunakan software virtual machine, mereka bisa mempunyai beberapa komputer dalam sebuah komputer, atau disebut komputer virtual.

Beberapa virtual machine yg sudah dicoba, antara lain:
- VMware
- Virtual PC
- qemu / kqemu
- Virtual Box
tidak ada yg bisa digunakan full virtualization. Maksudnya, sistem operasi yg berjalan secara virtual tidak bisa menggunakan resource hardware 100% kecuali Virtual Box.
Ketika menggunakan Virtual Box dari Sun Microsystem, rasanya seperti mempunyai kloning dua komputer yg identik. Video tidak terjadi flicker, sound berbunyi merdu, kecepatan prosesor sama, dan yg paling penting bisa untuk main games.

Akhirnya bisa fokus ke dunia Linux.
Kalo mau main game tinggal dinyalain Virtual Box-nya. :)
Kemudian terakhir yg perlu diingat ketika menggunakan virtual machine adalah 'tambah memori / RAM' komputer, karena akan menyedihkan mempunyai virtual server dengan memori terbatas.








J2ME merupakan sebuah kombinasi yang terbentuk antara sekumpulan interface Java yang sering disebut Java API (Application Programming Interface) dengan JVM (Java Virtual Machine) yang didesain khusus untuk alat (dalam hal ini mobile device).

Java versi lama (Java 1.x) : Kebutuhan pengembangan program belum dipisah dengan eksekusi.
Sun MicroSystem telah mendefinisikan 3 jenis aplikasi Java :
• Java Standard Edition (SE), sebuah standar API untuk merancang aplikasi desktop dan applets dengan bahasa dasar yang mendukung grafis, M/K, keamanan, konektivitas basis data dan jaringan.
• Java Enterprose Edition (EE), sebuah inisiatif API untuk merancang aplikasi server dengan mendukung untuk basis data.
• Java Macro Edition (ME), sebuah API untuk merancang aplikasi yang jalan pada alat kecil seperti telepon genggam, komputer genggam dan pager.
________________________________________

Bagian-bagian J2ME :
a. JVM => sudah diset untuk versi alat kecil (mobile device)
b. Profil => merupakan pengembangan dari konfigurasi
Java Virtual Machine
Java Virtual Machine (JVM) adalah sebuah spesifikasi untuk sebuah komputer abstrak. JVM terdiri dari sebuah kelas pemanggil dan sebuah interpreter Java yang mengeksekusi kode arsitektur netral. Kelas pemanggil memanggil file .class dari kedua program Java dan Java API untuk dieksekusi oleh interpreter Java. Interpreter Java mungkin sebuah perangkat lunak interpreter yang menterjemahkan satu kode byte pada satu waktu, atau mungkin sebuah just-intime (JIT) kompiler yang menurunkan bytecode arsitektur netral kedalam bahasa mesin untuk host computer.